Sabtu, 07 Januari 2012

Panduan Menyusun proposal Penelitian

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Pengawas Satuan Pendidikan adalah mampu melakukan penelitian. Hal ini karena pekerjaan pengawas adalah sebuah profesi yang menuntut peningkatan pengetahuan dan keterampilan terus menerus sejalan dengan perkembangan pendidikan di lapangan. Setiap bidang pekerjaan selalu dihadapkan pada permasalahan yang selalu berkembang, baik berupa fenomena yang mengundang tanda tanya, maupun kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan. Permasalahan tersebut menuntut jawaban dan solusi yang dapat dipertanggung jawabkan. Kedudukan pengawas sebagai pembina para guru dan kepala sekolah, mengharuskan dia memiliki kesiapan memberikan solusi bagi permasalahan yang mereka hadapi. Ia dapat saja mengandalkan pengalaman, baik dirinya sendiri maupun orang lain, mengambil teori dari buku-buku, atau bahkan mengandalkan intuisi. Hal ini tentu tidak selamanya memuaskan, karena yang dituntut darinya adalah professional judgement yang dapat dijadikan acuan. Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan atau kebenaran. Ada dua teori kebenaran pengetahuan, yaitu teori koherensi dan korespondensi. Teori koherensi beranggapan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar apabila sesuai dan tidak bertentangan dengan pernyataan sebelumnya. Aturan yang dipakai adalah logika berpikir atau berpikir logis. Sementara itu teori korenspondensi berasumsi bahwa sebuah pernyataan dipandang benar apabila sesuai dengan kenyataan (fakta atau realita). Untuk menemukan kebenaran yang logis dan didukung oleh fakta, maka harus dilakukan penelitian terlebih dahulu. Inilah hakikat penelitian sebagai kegiatan ilmiah atau sebagai proses the acquisition of knowledge. Dalam melaksanakan penelitian tentu harus dimulai dengan menyusun proposal. Selain berfungsi sebagai realisasi atau penuangan gagasan agar dapat dipahami oleh orang lain, proposal juga menjadi acuan dan arah dalam kegiatan penelitian. Rasionalitas, bobot masalah dan kemanfaatan sebuah penelitian dapat ditemukan pada proposal. Oleh karena itu kemampuan menyusun proposal sangat penting dimiliki oleh pengawas. Berangkat dari latar belakang tersebut maka materi ini perlu disusun dan disampaikan dalam pelatihan pengawas. B. Dimensi Kompetensi Dimensi kompetensi yang diharapkan dibentuk pada akhir pendidikan dan pelatihan ini adalah dimensi penelitian dan pengembangan. C. Kompetensi yang Hendak Dicapai Setelah menyelesaikan materi pendidikan dan latihan ini Pengawas diharapkan menguasai berbagai pendekatan, jenis dan metode penelitian dalam pendidikan. D. Indikator Pencapaian Hasil Setelah menyelesaikan materi pendidikan dan pelatihan Pengawas diharapkan dapat menyusun proposal penelitian yang logis, rasional dan memenuhi kaidah penulisan. 1. Mampu menjelaskan kriteria masalah yang baik untuk diangkat sebagai judul penelitian. 2. Mampu merumuskan permasalahan penelitian dengan benar 3. Mampu menuliskan unsur-unsur proposal penelitian kuantitatif 4. Mampu menuliskan unsur-unsur proposal penelitian kualitatif 5. Mampu menuliskan unsur-unsur proposal penelitian dan pengembangan 6. Mampu menuliskan unsur-unsur proposal penelitian evaluasi E. Alokasi Waktu 1. Kriteria masalah dan judul penelitian dan perumusannya = 1 jam 2. Unsur-unsur penelitian kuantitatif = 1 jam 3. Unsur-unsur penelitian kualitatif = 1 jam 4. Unsur-unsur proposal Penelitian dan Pengambangan = 1 jam 5. Unsur-unsur Penelitian Evaluasi = 1 jam 6 Praktik penyusunan proposal = 3 jam F. Skenario 1. Perkenalan 2. Penjelasan tentang dimensi kompetensi, indikator, alokasi waktu dan ske-nario pendidikan dan pelatihan penyusunan proposal penelitian pendidikan. 3. Pre-test 4. Eksplorasi pemahaman peserta berkenaan dengan penyusunan proposal penelitian pendidikan melalui pendekatan andragogi. 5. Penyampaian Materi Diklat: a. Menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, menyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam suasana diklat yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna. Peranan pelatih lebih sebagai fasilitator. b. Diskusi tentang indikator keberhasilan pemahaman mengenai penyusunan proposal penelitian pendidikan. c. Praktik menyusun proposal penelitian pendidikan. 6. Post test. 7. Refleksi bersama antara peserta dengan pelatih mengenai jalannya pela-tihan. 8. Penutup. KONSEP DASAR PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN A. Pengertian dan Tujuan Proposal Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan penelitian. Proposal penelitian dapat membantu memberi arah pada peneliti agar mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama proses penelitian berlangsung. Jika proposal penelitian sudah disusun secara sistematis, lengkap dan tepat, akan mempercepat pelaksanaan, proses serta penyusunan laporan penelitian. Proposal mempunyai arti sangat penting bagi setiap peneliti dalam usaha mempercepat, meningkatkan serta menjaga kualitas hasil penelitian. Proposal penelitian harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti. Proposal penelitian adalah gambaran se¬cara rinci tentang proses yang akan dilakukan oleh peneliti untuk dapat memecahkan permasalahan penelitian. Secara umum, poposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun proposal perlu diantisipasi munculnya berbagai sumber yang dapat bermanfaat sehingga dapat digunakan dalam mendukung penelitian atau faktor-faktor yang mungkin menghambat kegiatan penelitian. Tujuan umum proposal penelitian adalah memberitahukan secara jelas tentang tujuan penelitian, siapa yang hendak ditemui, serta apa yang akan dilakukan atau dicari di lokasi penelitian. Proposal penelitian dibuat pe¬neliti sebelum melakukan kerja lapangan. Proposal atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal penelitian berkaitan dengan pernyataan atas urgensi dari suatu penelitian. Membuat proposal penelitian bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian. Pada tahap ini, seluruh kegiatan penelitian disintesiskan ke dalam suatu desain yang spesifik. Dalam proposal, peneliti mempraktekan bahwa mereka telah mengetahui apa yang akan mereka cari, bagaimana cara mencari dan mengenalinya, serta menjelaskan mengapa penelitian itu memiliki nilai kegunaan sehingga perlu untuk dilakukan. B. Isi Proposal Di muka telah dijeaskan bahwa penelitian adalah proses yang sistematis. Maknanya bahwa penelitian dilakukan dengan urutan dan prosedur tertentu dan para peneliti mengikuti cara seperti itu dalam penelitiannya. Untuk itulah diperlukan proposal sebagai bentuk perencanaan penelitian. Keseluruhan isi yang dimuat dalam proposal penelitian pada dasarnya adalah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Why  Mengapa penelitian tersebut dilaksanakan? What  Apa yang akan diteliti? How  Bagaimana penelitian dilaksanakan? Where  Dimana penelitian dilaksanakan? When  Kapan penelitian dilaksanakan? Who  Siapa yang terlibat dalam kegiatan penelitian? Sebelum mengungkap secara detail bagian-bagian (isi) sutau proposal perlu dikemukakan garis-garis besar proposal. Walaupun banyak unsur dari proposal yang mirip untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif, tetapi terdapat sejumlah variasi dalam aspek metodologis dari kedua jenis penelitian tersebut. Oleh karena itu, dalam pembahasan berikut ini kedua jenis proposal tersebut disajikan secara terpisah. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara. Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif . Bandung: Pustaka Setia. Leedy, Paul D. 1997. Practical Research: Planning and Design. New Jersey: Prectice Hall. McMillan, J.H. and Schumacher, S. 2001. Research in Education. New York: Longman, Inc. Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito. Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Patton, M.Q. 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods. Newbury Park: Sage Publications. Sarwono, Jonathan. 1995. Penuntun Penelitian Praktis, Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Sudjana, N. dan Ibrahim, R. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sudjana, Nana. 2001. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. 1997. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Poerwandari, K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Sosial. Jakarta: LPSP3-UI.

Tidak ada komentar: