Kamis, 29 Juli 2010

pertempuran Pikiran dan Bathin

Aku heran pada diriku. Aku anggap waktu istirahatku adalah saat pekerjaanku, sementara jam kerjaku aku tetap menggunakan untuk bekerja. Mungkinkah aku rakus dalam bekerja…??? Akan tetapi yang membuatku selalu malas untuk bekerja di Jam kerja ku sebab orang selau menggapnya Salah….nggak beres….dan kami harus mengerjakan mulai dari awal.
Aku tersadar akan kemampuanku, aku tidak sesempurna Profesor dan Doktor, akupun belum sebanding dengan master. Ia….ia, aku hanya pekerja, yang tidak tau siang dan malam hanya untuk bekerja. Pekerja……Ia …..kamu pasti mengerti dan tau pekerja, bekerja untuk mencari upah…..yah kalau tidak bekerja tidak ada upah. Tapi kamu khan bekerja……kenapa kamu tidak dikasih upah. Ah…lupakan saja, itu adalah bisikan iblis yang menghantui pikiranmu.
Kembalilah bekerja, anggap itu suatu stimulus bagimu untuk terus memupuk semangat dan prestasimu. Ah…..Semangat….!!! Apa itu Prestasi…..!!!, kalau kau sudah semangat dan berprestasi apa yang bisa kau dapatkan…..? adakah sebongkahan pujian yang bisa kau dapatkan, atau penghargaan yang disematkan di dadamu…..? yah ataukah sekeping dua mata uang ringgit yang sering kau belanjakan masa kanak-kanak dulu….?
Kenapa kau sering menggangguku…..Aku ingin bekerja…Bekerja dan Bekerja, walau apapun itu bahasamu aku tetap bekerja, karena kalau tidak bekerja aku tidak bisa menafkahi keluargaku. Hai…..jangan terlalu memelas begitu…….aku sebenarnya kasihan padamu……aku kira kamu dapat memahami apa yang aku bicarakan, bukannya aku melarangmu bekerja tapi kamu juga harus tau kamu bekerja dimana dengan siapa saja dan penghargaan orang terhadapmu seperti apa? Sudahlah…..sudah banyak yang bisa dicontohi…..kemarin si itu, dulunya si Anu, entahlah….sekarang siapa lagi….ya…bisa saja kamu karena dia tidak mungkin. Eh……kamu ngomong apa, jangan sembarang kalau bicara, kamu khan tau….dari tadi, aku hanya bekerja….bekerja dan bekerja. Kamu juga tidak perlu mencampuri urusanku sebab diriku tidak pernah mengenalmu sebelumnya dan untuk apa kamu so’ menasehatiku, yang terpenting hari ini aku tetap bekerja. Biar orang lain menganggapku apa, Pekerjaanku tidak pernah Rampung, Selalu membuat masalah, selalu kekanak-kanakkan, tidak bisa jaga diri, gampangan, tidak berwibawa, dan masih banyak yang lainnya itu……Itukan pandangan orang…….yah wajarlah orang menilai seperti itu, kalau saya sendiri yang menilai diriku seperti itu itu baru tidak wajar, karena menurutku Aku adalah diriku yang ditiap harinya hanya untuk bekerja, bekerja dan bekerja, Kalau masalah rampung dan tidaknya suatu pekerjaan tergantung dari cara orang memandanglah, kalau pekerjaanmu segudang….mampu…ngga’ kamu kerjakan dalam sehari belum lagi keluarga membutuhkanmu, anak menangis memanggil dirimu, kawan membutuhkan bantuanmu, orang tuamu memanggilmu, atau istrimu marah karena melihatmu bekerja terus.
Nah…….Yang ini…nich, Selalu membuat masalah!. Jangan salah yah….kita memang ada bersama masalah, kita terlahir karena terjadinya sebuah masalah yakni terjadi gesekan diantara bagian-bagian tertentu, sementara kita dibesarkan dengan penuh masalah, baik itu menyangkut tidak sanggupnya orang tua membelikan susu, tidak sanggup membawa ke Dokter kalau sakit, tidak bisa membelikan baju baru saat lebaran, tidak bisa membawa libur saat ada waktu luang, dan itulah masalah…entahlah kamu juga menggap ini adalah masalah atau tidak? Selalu kekanak-kanakan. Sungguh aku tidak mau lagi ngomong dan membahas ini lagi karena aku masih kekanak-kanakan, sebab anak-anak yang duduk di Taman Kanak-kanak tidak biasa ….yah tidak bisa pokoknya banyak yang dia tidak bisa. Oooooo aku mengerti……disinilah mereka anggap aku tidak bisa….karena aku masih kanak-kanak, memang….kamu itu masih kanak2 tapi entahlah siapa yang lebih kanak2.
(Bersambung)

3 komentar:

SMA NEGERI 1 PARADO mengatakan...

Sungguh aku terheran ketika membacanya. sungguh....sungguh aku salut denganmu

Yusmi Putra mengatakan...

Itu adalah Bahasa hati dan pikiran Bung.

PKBM Pantai Wane Kec.Parado Kab.Bima mengatakan...

sebuah narasi yang luar biasa perdebatan antara pikiran yang bathin membuat kita sadar betul akan diri dan pekerjaan kita. penekanan jangan sampai terjadi ada eksploitasi tenaga pendidik khususnya guru dan Dosen di muka bumi ini