Kamis, 31 Januari 2013

Penyakit Hati*


Kita mengenal tiga macam penyakit; penyakit hati, penyakit jiwa, dan penyakit fisik. Membedakan penyakit fisik dengan penyakit jiwa lebih mudah ketimbang membedakan penyakit jiwa dengan penyakit hati. Walaupun demikian, ketiganya memiliki persamaan. Apa pun yang dikenai oleh ketiga penyakit itu, ia tidak akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Tubuh kita disebut berpenyakit apabila ada bagian tubuh kita yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar. Telinga Anda disebut sakit apabila ia tidak dapat mendengar lagi.
Di antara fungsi hati, menurut Al-Ghazali, adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Allah telah menciptakan hati sebagai tempat Dia bersemayam. Tuhan berkata dalam sebuah hadis Qudsi: Langit dan bumi tidak dapat meliputi-Ku. Hanya hati manusia yang dapat meliputi - Ku. Dalam hadis Qudsi lain, Tuhan berkata: "Hai anak Adam, Aku telah menciptakan taman bagimu, dan sebelum kamu bisa masuk ke taman ciptaan-Ku, Aku usir setan dari dalamnya. Dan dalam dirimu ada hati, yang seharusnya menjadi taman yang engkau sediakan bagi-Ku."

Hadis ini menunjukkan bahwa fungsi hati adalah untuk mengenal Tuhan, mencintai Tuhan, menemui Tuhan, dan pada tingkat tertentu, melihat Tuhan atau berjumpa dengan-Nya. Hati yang berpenyakit ditandai dengan tertutupnya mata batin kita dari penglihatan-penglihatan ruhaniah. Ada hubungan antara penyakit jiwa dengan penyakit fisik. Sebagai contoh, penyakit jiwa yang paling populer pada masyarakat modern adalah stres. Stres pada penyakit jiwa adalah seperti sakit flu pada penyakit fisik.

Dari beberapa penelitian ilmiah, diketahui bahwa orang-orang yang stres mengalami gangguan pada sistem immune atau sistem kekebalan dalam tubuhnya. Orang yang banyak mengalami stres cenderung gampang sekali terkena penyakit. Ini menunjukkan bahwa penyakit jiwa amat berpengaruh dalam menimbulkan gangguan fisik. Demikian pula sebaliknya, penyakit fisik dapat menimbulkan gangguan jiwa. Orang yang sakit terus menerus, sudah berobat ke mana-mana, tetapi belum sembuh, juga bisa mengalami penyakit jiwa. Orang tersebut boleh jadi cepat tersinggung, mudah marah, dan sebagainya.

Salah satu di antara penyakit jiwa adalah perasaan cemas; takut akan sesuatu yang tidak jelas. Ada dua macam ketakutan; Pertama, takut kepada sesuatu yang terlihat, misalnya ketakutan pada harimau. Kedua, takut kepada sesuatu yang abstrak, umpamanya seorang istri yang takut suaminya akan berbuat macam-macam. Sang istri membayangkan sesuatu yang bersumber dari imajinasinya sendiri. Ini berarti istri tersebut mengalami gangguan psikologis. Ada juga orang yang merasa bahwa semua orang di sekitarnya tidak suka kepada dia dan mereka semua bermaksud mencelakakannya. Dia selalu dibayangi ketakutan seperti itu. Para psikolog menyebut ketakutan seperti ini sebagai anxiety.

Penyakit hati menimbukan gangguan psikologis dan gangguan psikologis berpengaruh pada kesehatan fisik. Contoh penyakit hati adalah dengki, iri hati, dan dendam kepada orang lain. Dendam adalah rasa marah yang kita simpan jauh di dalam hati kita sehingga menggerogoti hati kita. Akibat dari menyimpan dendam, kita menjadi stres berkepanjangan. Adapun akibat dari iri hati ialah kehilangan perasaan tentram. Orang yang iri hati tidak bisa menikmati kehidupan yang normal karena hatinya tidak pernah bisa tenang sebelum melihat orang lain mengalami kesulitan. Dia melakukan berbagai hal untuk memuaskan rasa iri hatinya. Bila ia gagal, ia akan jatuh kepada frustrasi.

Imam Ali berkata, "Tidak ada orang zalim yang menzalimi orang lain sambil sekaligus menzalimi dirinya sendiri, selain orang yang dengki."

Selain menyakiti orang lain, orang yang dengki juga akan menyakiti dirinya sendiri. Ada penyakit hati yang langsung berpengaruh kepada gangguan fisik. Bakhil, misalnya. Bakhil adalah penyakit hati yang bersumber dari keinginan yang egois. Keinginan untuk menyenangkan diri secara berlebihan akan melahirkan kebakhilan. Penyakit bakhil berpengaruh langsung pada gangguan fisik.

Pernah ada orang datang kepada Imam Ja'far as. Dia mengadukan sakit yang diderita seluruh anggota keluarganya, yang berjumlah sepuluh orang. Imam Ja'far berkata dengan menyebutkan sabda Nabi saw, "Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kamu dengan banyak bersedekah." Dalam hadis lain disebutkan, "Di antara ciri-ciri orang bakhil adalah banyaknya penyakit".

Tanda-Tanda Penyakit Hati

Pertama, kehilangan cinta yang tulus. Orang yang mengidap penyakit hati tidak akan bisa mencintai orang lain dengan benar. Dia tidak mampu mencintai keluarganya dengan ikhlas. Orang seperti itu agak sulit untuk mencintai Nabi, apalagi mencintai Tuhan yang lebih abstrak. Karena ia tidak bisa mencintai dengan tulus, dia juga tidak akan mendapat kecintaan yang tulus dari orang lain. Sekiranya ada yang mencintainya dengan tulus, ia akan curiga akan kecintaan itu.

Dalam kitab Matsnawi, Rumi mengisahkan suatu negeri yang mengalami kekeringan yang panjang. Orang-orang salih dan para ulama berkumpul untuk melakukan salat istisqa namun hujan tidak turun juga. Karena hujan tidak turun, akhirnya para pendosa pun turut berkumpul di tanah lapang. Sebagai ahli maksiat, mereka tidak tahu bagaimana cara salat istisqa. Mereka hanya memukul genderang sambil mengucapkan puji- pujian dalam bahasa Persia yang terjemahannya berbunyi: Titik-titik hujan sangat indah untuk para pendosa. Begitu juga kasih sayang Tuhan sangat indah untuk orang-orang durhaka. Mereka hanya mengulang-ulang kata-kata itu.

Tiba-tiba, tanpa diduga, hujan turun dengan lebat. Hal ini terjadi karena orang-orang salih berdoa dengan seluruh zikir dan tasbihnya, sementara para pendosa berdoa dengan seluruh penyesalannya, dengan segala perasaan rendah diri di hadapan keagungan Tuhan. Para pentasbih menyentuh kemahabesaran Tuhan sementara para pendosa menyentuh kasih sayang Tuhan.

Kedua, kehilangan ketentraman dan ketenangan batin. Ketiga, memiliki hati dan mata yang keras. Pengidap penyakit hati mempunyai mata yang sukar terharu dan hati yang sulit tersentuh. Keempat, kehilangan kekhusyukan dalam ibadat. Kelima, malas beribadat atau beramal. Keenam, senang melakukan dosa. Orang yang berpenyakit hati merasakan kebahagiaan dalam melakukan dosa. Tidak ada perasaan bersalah yang mengganggu dirinya sama sekali. Sebuah doa dari Nabi saw berbunyi: "Ya Allah, jadikanlah aku orang yang apabila berbuat baik aku berbahagia dan apabila aku berbuat dosa, aku cepat-cepat beristighfar."

Di antara taubat yang tidak diterima Allah ialah taubat orang yang tidak pernah merasa perlu untuk bertaubat karena tak merasa berbuat dosa. Kali pertama seseorang melakukan dosa, ia akan merasa bersalah. Tetapi saat ia mengulanginya untuk kedua kali, rasa bersalah itu akan berkurang. Setelah ia berulang kali melakukan maksiat, ia akan mulai menyenangi kemaksiatan itu. Bahkan ia menjadi ketagihan untuk berbuat maksiat terus menerus. Ini menandakan orang tersebut sudah berada dalam kategori firman Allah: "Dalam hatinya ada penyakit lalu Allah tambahkan penyakitnya." (QS. Al-Baqarah: 10)

Dalam kitabnya Ihyâ `Ulûmuddîn, Al-Ghazali berbicara tentang tanda- tanda penyakit hati dan kiat-kiat untuk mengetahui penyakit hati tersebut. Ia menyebutkan sebuah doa yang isinya meminta agar kita diselamatkan dari berbagai jenis penyakit hati: "Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak kenyang, mata yang tidak menangis, dan doa yang tidak diangkat."

Doa yang berasal dari hadis Nabi saw ini, menunjukkan tanda-tanda orang yang mempunyai penyakit hati. Merujuk pada doa di atas, kita bisa menyimpulkan ciri-ciri orang yang berpenyakit hati sebagai berikut:

Pertama, memiliki ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmunya tidak berguna baginya dan tidak menjadikannya lebih dekat kepada Allah swt. Al-Quran menyebutkan orang yang betul- betul takut kepada Allah itu sebagai orang-orang memiliki ilmu: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang yang berilmu. Jika ada orang yang berilmu tapi tidak takut kepada Allah, berarti dia memiliki ilmu yang tidak bermanfaat.

Kedua, mempunyai hati yang tidak bisa khusyuk. Dalam menjalankan ibadah, ia tidak bisa mengkhusyukkan hatinya sehingga tidak bisa menikmati ibadahnya. Ibadah menjadi sebuah kegiatan rutin yang tidak mempengaruhi perilakunya sama sekali. Tanda lahiriah dari orang yang hatinya tidak khusyuk adalah matanya sulit menangis. Nabi saw menyebutnya sebagai jumûd al-`ain (mata yang beku dan tidak bisa mencair). Di dalam Al-Quran, Allah menyebut manusia-manusia yang salih sebagai mereka yang ...seringkali terhempas dalam sujud dan menangis terisak-isak.

Di antara sahabat-sahabat Nabi, terdapat sekelompok orang yang disebut al-bakâun (orang-orang yang selalu menangis) karena setiap kali Nabi berkhutbah, mereka tidak bisa menahan tangisannya. Dalam sebuah riwayat, para sahabat bercerita: Suatu hari, Nabi Saw menyampaikan nasihat kepada kami. Berguncanglah hati kami dan berlinanglah air mata kami. Kami lalu meminta, "Ya Rasulallah, seakan- akan ini khutbahmu yang terakhir, berilah kami tambahan wasiat." Kemudian Nabi saw bersabda, "Barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku, kalian akan menyaksikan pertengkaran di antara kaum muslimin yang banyak ..." Dalam riwayat lain, Nabi saw bersabda: "Hal pertama yang akan dicabut dari umat ini adalah tangisan karena kekhusyukan."

Ketiga, memiliki nafsu yang tidak pernah kenyang. Ia memendam ambisi yang tak pernah habis, keinginan yang terus menerus, serta keserakahan yang takkan terpuaskan.

Adapun ciri keempat dari orang yang berpenyakit hati adalah doanya tidak diangkat dan didengar Tuhan.

Kiat Mengobati Penyakit Hati

Cara pertama untuk mengobati penyakit hati, menurut Al-Ghazali, adalah dengan mencari guru yang mengetahui penyakit hati kita. Ketika kita datang kepada guru tersebut, kita harus datang dengan segala kepasrahan. Kita tidak boleh tersinggung jika guru itu memberitahukan penyakit hati kita.

Umar Ibn Al-Khattab berkata, "Aku menghargai sahabat-sahabatku yang menunjukkan aib-aibku sebagai hadiah untukku."

Seorang guru harus mencintai kita dengan tulus dan begitu pula sebaliknya, kita harus mencintai guru kita dengan tulus. Apa pun yang dikatakan guru, kita tidak menjadi marah. Kita juga harus mencari guru yang lebih sedikit penyakit hatinya daripada diri kita sendiri.

Kedua, mendapatkan sahabat yang jujur. Sahabat adalah orang yang membenarkan bukan yang `membenar-benarkan' kita. Sahabat yang baik adalah yang membetulkan kita, bukan yang menganggap apapun yang kita lakukan itu betul.

Ketiga, jika sulit mendapatkan sahabat yang jujur, kita bisa mencari musuh dan mempertimbangkan ucapan-ucapan musuh tentang diri kita. Musuh dapat menunjukkan aib kita dengan lebih jujur ketimbang sahabat kita sendiri. Keempat, memperhatikan perilaku orang lain yang buruk dan kita rasakan akibat perilaku buruk tersebut pada diri kita. Dengan cara itu, kita tidak akan melakukan hal yang sama. Hal ini sangat mudah karena kita lebih sering memperhatikan perilaku orang lain yang buruk daripada perilaku buruk kita sendiri.

Sebuah kisah dari Jalaluddin Rumi akan menutup tulisan ini; Alkisah, di sebuah kota ada seorang pria yang menanam pohon berduri di tengah jalan. Walikota sudah memperingatkannya agar memotong pohon berduri itu. Setiap kali diingatkan, orang itu selalu mengatakan bahwa ia akan memotongnya besok. Namun sampai orang itu tua, pohon itu belum dipotong juga. Seiring dengan waktu, pohon berduri itu bertambah besar. Ia menutupi semua bagian jalan. Duri itu tidak saja melukai orang yang melalui jalan, tapi juga melukai pemiliknya. Orang tersebut sudah sangat tua. Ia menjadi amat lemah sehingga tidak mampu lagi untuk menebas pohon yang ia tanam sendiri.

Di akhir kisah itu Rumi memberikan nasihatnya, "Dalam hidup ini, kalian sudah banyak sekali menanam pohon berduri dalam hati kalian. Duri-duri itu bukan saja menusuk orang lain tapi juga dirimu sendiri. Ambillah kapak Haidar, potonglah seluruh duri itu sekarang sebelum kalian kehilangan tenaga sama sekali."

Yang dimaksud Rumi dengan pohon berduri dalam hati adalah penyakit- penyakit hati dalam ruh kita. Bersamaan dengan tambahnya umur, bertambah pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menebang pohon berduri di hati kita itu selain saat ini. Esok hari, penyakit itu akan semakin kuat sementara tenaga kita bertambah lemah. Tak ada daya kita untuk menghancurkannya.

*Jalaluddin Rakhmat

Berdoalah Dengan Rendah Hati

By. Jalaluddin Rakhmat

Sa’ad bin Waqqas adalah sahabat Nabi saw. Ia berusia panjang sepeninggal Nabi. Pada hari-hari terakhir hidupnya, ia buta dan tinggal di Makkah. Ia sering didatangi orang yang meminta berkah. Tidak semua orang ia berkati. Tapi orang yang diberkati selalu berhasil memperoleh hajatnya atau menyelesaikan urusannya.  

Abdullah bin Sa’ad meriwayatkan kepada kita: “Aku mengunjungi dia. Ia selalu baik padaku dan selalu mendoakan aku. Karena aku anak yang selalu ingin tahu, aku bertanya kepadanya: Doa Tuan untuk orang lain tampaknya selalu diijabah. Mengapa Tuan tidak berdoa agar disembuhkan dari kebutaan Tuan? Orang tua itu menjawab: Pasrah kepada kehendak Allah jauh lebih baik dari kenikmatan karena bisa melihat.”

Kisah dari khazanah Islam di atas dikutip oleh dokter Larry Dossey, sebelum ia mengutip perkembangan penelitian tentang efek doa bagi kesembuhan. Ia menyebut doa sebagai “the healing words”, kata-kata yang menyembuhkan. Berbagai penelitian kedokteran tentang efek doa dilaporkan Dossey dalam bukunya Healing Words: The Power of Prayer and the Practice of Medicine.

Tapi tidak setiap doa mujarab. Psikolog LeShan memperkirakan hanya sekitar 20 persen saja sembuh karena doa. George Bernard Shaw, pujangga Inggris, melihat tumpukan kursi roda dan penyangga kaki di Lourdes. Seperti Anda ketahui, Notre Dame de Lourdes adalah kota kecil di Haute Pyrennees, Perancis yang dikunjungi ribuan orang setiap tahun. Mereka datang ke kota itu untuk memperoleh kesembuhan dari penyakitnya. Menurut Shaw, Lourdes bukan kota yang menunjukkan kuasa Allah, tapi kota yang menghujat Allah. Mengapa di situ tidak ada tumpukan satu kaki kayu, kaca mata, dan wig? Artinya, Tuhan tidak dapat menyembuhkan orang yang pincang, penderita myopia atau hiperopia –rabun jauh atau rabun dekat- dan orang-orang botak. Artinya, ada penyakit yang tidak mampu disembuhkan Tuhan. Kota itu menghujat Tuhan, kata Shaw.

Baik Shaw maupun LeShan keliru. Doa bukan panacea yang menyembuhkan segala penyakit. Bandingkan dengan penicillin. Penicillin sangat mujarab untuk sakit tenggorokan, tapi tidak ada gunanya untuk mengobati tuberkulosis. Sekiranya penicillin digunakan untuk semua infeksi, paling tinggi ia hanya efektif sekitar 20 persen saja.

Mungkin Anda berkata, jangan bandingkan penicillin dengan karya Tuhan. Bukankah doa berhubungan dengan Yang Mahakuasa? Mestinya Tuhan dapat menyembuhkan semua penyakit? Doa bukan hanya melibatkan kekuasaan Tuhan yang menerima doa. Doa juga menyangkut sifat-sifat makhluk yang berdoa. Bisa jadi doa tidak dijawab bukan karena Tuhan tidak berkuasa, tapi karena pendoa tidak benar dalam berdoa. Hasil doa adalah akibat dari interaksi Khaliq dengan makhluk. Doa gagal bukan karena doanya, tapi karena pendoanya, not of prayer but of the pray-er .

Bisa jadi juga doa tidak dikabulkan karena ada kebijakan ilahi di dalamnya. Tentara Amerika berdoa ketika menyerbu Iraq, dan tentara Iraq berdoa ketika menahan serangan Amerika. Jika Tuhan mengabulkan keduanya, apa yang akan terjadi? Ada lima orang calon Presiden. Semuanya berdoa ingin menang dalam pemilu. Pernah milyaran orang berdoa ingin dipanjangkan umurnya pada ranjang kematiaannya. Bayangkan kalau semua doa itu diijabah? Dunia ini pasti kacau balau. Bumi akan penuh sesak, karena tidak satu pun orang mati. Kalau doa semua yang sakit dikabulkan, seluruh rumah sakit tutup dan ilmu kedokteran bangkrut.

C.S Lewis, novelis dari Irlandia, menulis, “Jika Tuhan mengabulkan semua doaku yang tolol sepanjang hidupku, aku tidak tahu di mana aku sekarang?” Kenangkan doa-doa kita dahulu. Sekarang kita tahu betapa bijaknya Tuhan, karena Dia tidak menjawab semua doa kita. Guru saya, dosen Unpad, pernah ditolak sebagai pegawai yang dikirim ke Australia untuk training selama tiga bulan. Ia meradang karena doanya pada waktu salat malam tidak diterima Tuhan. Almarhum Guru saya itu memang tidak jadi ke Australia, karena Tuhan kemudian mengirimkannya ke Amerika. Sekiranya waktu itu doanya dikabulkan, ia tidak akan menjadi guru besar di Unpad. Mungkin ia hanya pensiunan pegawai RRI seperti kawan-kawannya yang berhasil ke Australia. 
Karena itu berdoalah dengan rendah hati, seperti yang kita ucapkan dalam doa hajat: Tuhanku, jangan Kautinggalkan aku di sini dengan dosa kecuali Kauampuni, dengan aib kecuali Kaututupi, dengan rezeki kecuali Kauluaskan, dengan penyakit kecuali Kausembuhkan. Dan penuhi keperluanku itu jika ia mendatangkan kebaikan kepadaku dan memperoleh ridoMu

Rabu, 30 Januari 2013

PERANG DUNIA I DAN PERANG DUNIA II


PERANG DUNIA I (1914-1920)
Sebab-sebab Perang Dunia I
Kemajuan Industri
Kemajuan Industri di Eropa menimbulkan masalah baru. Masing masing Negara berusaha mamajukan industri negaranya, sehingga menimbulkan persaingan di antara Negara Negara Eropa
Politik Kolonialisme dan Imperialisme
Kemajuan Industri yang dicapai mengakibatkankolonialisme dan imperialisme. Masing masing Negara berusaha mendapatkn wilayah jajahan yang luas sebagai tempat pengambilan bahan mentah atau bahan baku, sekaligus tempat pemasaran hasil hasil produksi, dan tempat menanam modal lebih.
Politik Mencari kawan
Keadaan fisik dan politik yang semakin tegang mendorong Negara-negara untuk mencari kawan untuk menghadapil lawan. Setiap Negara merasa khawatir akan terjadinya perang secara tiba tiba. Eropa terbagi menjadi dua blok, yaitu Triple Alliance tahun 1882 (Jerman, Austria-Hungaria, dan Italia) dan Triple Entente 1907 (Perancis,Inggris dan Rusia)
Perlombaan Bersenjata
Masing masing negara meningkatkan persenjataan dan tidak mau kalah dengan negara lainnya untuk mempersiapkan perang
Terbunuhnya Putra Mahkota Austria
Francis Ferdinand di Sarjevo pada tanggal 28 Juni 1914 oleh Gavrilo Princip (anggota gerkan Serbia Raya ). Kejadian tersebut telah menyulut meletusnya Perang Dunia I .
1 Agustus 1914, Jerman mengumumkan perang dengan Rusia.
3 Agustus 1914,Perancis melancarkan serangan kepada Jerman.
14 Agustus 1914, Inggris menyerang jerman

b.     Jalannya Perang Dunia I
Pihak pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I adalah sebagai berikut:
Pihak Sentral (blok Jerman) yang terdiri dari 4 negara yaitu Jerman,Turki,Bulgaria,Autria-Hongaria.
Pihak Sekutu (blok Perancis) yang terdiri dari 23 negara yang antara lain: Perancis, Rusia, Inggris, Italia, Amerika Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang, dan lain-lain.

Perang Dunia I yang melanda wilayah Eropa terbagi atas beberapa front atau wilayah peperangan seperti:
Front Barat, Jerman menduduki Belgia dan Perancis. Namun, Perancis berhasil memukul mundur Jerman dalam Perang di tepi Sungai Marne. Jerman mengumumkan “Perang Parit” di Vedum namun tetap dapat dipukul mundur Perancis.
Front Timur, Jerman berhasil memukul mundur Rusia di dekat Danau Masuri tetapi akhirnya Rusia dan Jerman membuat perjanjian perdamaian di Brest Litowsk.
Front Italia, Italia dikalahkan oleh Jerman

Front Balkan, awalnya Jerman mengalami kemenangan. Rumania dan Serbia menyerah terlebih dahulu kepada Jerman. Inggris menyerang Dardanella, tetapi dalam pertempuran di Gallipolli, Inggris berhasil dikalahkan oleh Turki. Akhirnya Inggris mundur dari Turki ke Yunani.
Inggris menghantam Bulgaria dan menyerah tahun 1918. Kemudian Turki diserang oleh Inggris dari daerah Arabia, Palestina, dan Irak. Turki menyerah pada tahun 1918.
Front laut, terjadi di Jutland antara pihak Inggris dengan Jerman. Jerman mengumumkan perang kapal selam tak terbatas. Semua kapal yang dianggap musuh oleh Jerman ditembak.
c.     Akhir Perang Dunia I (11 November 1918)
Jerman menghadapi dua serangan sekaligus yaitu serangan dari sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis. Karena serangan itu, Jerman terpaksa menyerah pada tahun 1918. Setelah Perang Dunia I berakhir diadakan perjanjian perdamaian, seperti:
Perjanjian Versailles (28 Juni 1918) antara pihak Jerman dengan Sekutu
Perjanjian St. Germain (10 November 1919) antara Sekutu dengan Austria
Perjanjian Neuilly (27 November 1919) antara pihak Sekutu dengan Bulgaria
Perjanjian Trianon (4 Juni 1920) antara Sekutu dengan Hongaria
Perjanjian Sevres (20 Agustus 1920) antara Sekutu dengan Turki
d.    Akibat Perang Dunia I
Membawa perubahan dan kehancuran baik bagi negara-negara yang menang maupun yang kalah
Muncul sistem baru yaitu sistem demokrasi dan diktatorisme seperti Fasisme Mussolini (Italia), Nazi Hitler (Jerman), Nasionalisme Etatisme (Turki) dan Diktator Proletariat (Rusia).
Egoisme ekonomi negara-negara yang menang dalam perang saling berebut dalam menuntut ganti rugi.
Timbul paham-paham politik ekonomi di antaranya komunisme (Rusia), Fasisme (Italia), Nazi (Jerman), Etatisme (Turki).

e.     Liga Bangsa Bangsa (League of Nations)
Liga Bangsa-bangsa adalah organisasi dunia yang terdiri dari negara-negara anggotanya dan memiliki organ-organ pendukung lainnya. Adapun tujuan Liga Bangsa-bangsa adalah :
 Menjamin perdamaian dunia
 Melenyapkan perang
 Diplomasi terbuka
 Menaati hukum dan perjanjian internasional
Badan-badan organisasi LBB diantaranya adalah :
Sidang Umum
Dewan Keamanan
Sekertariat Tetap
Organisasi-organisasi tambahan terdiri atas panitia-panitia mengenai ekonomi, keuangan, teknik, kesehatan, mandat, ilmu pengetahuan dan perhubungan.
Organisasi-organisasi yang termasuk dalam Liga bangsa-bangsa dengan status otonomi diantaranya:
ILO (International Labour Organization)
Mahkamah Internasional (International Court of Justice)
Lembaga ini gagal menjalankan fungsinya karena hal-hal sebagai berikut.
ü Tidak adanya peraturan-peraturan yang mengikat dan semuanya dilakukan secara suakrela.
ü Tidak mempunyai alat kekuasaan yang nyata untuk menindak setiap negara yang melanggar
ü Terlalu lemah terhadap negara-negara besar
ü Adanya pergeseran tujuan dari masalah perdamaian ke masalah politik
Karena kegagalannya itu pada tahun 1945 Liga bangsa-bangsa diganti menjadi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau United Nationa Organization (UNO) pada tanggal 24 Oktober 1945 di San Fransisco, Amerika Serikat.

II.    PERANG DUNIA II
Sebab-sebab Perang Dunia II
Sebab-sebab umum :
  Kekacauan dalam bidang ekonomi
  Munculnya politik aliansi (politik mencari kawan)
  Munculnya paham ultranasionalisme (nasionalisme yang berlebihan)
  Kegagalan Liga Bangsa-bangsa dalam menjalankan tugasnya
  Jerman tidak mengakui lagi perjanjian Versailles
Sebab khusus :
  1 September 1939, Jerman menyerang Polandia melanggar perjanjian Versailles sehingga meletuslah Perang Dunia II
  3 September 1939, Inggris dan Perancis (sekutu) mengumumkan perang kepada Jerman. Sekutu mendapat bantuan dari Amerika Serikat (bantuan tentara, perlengkapan, dan persenjataan).
  8 Desember 1941, Pearl Harbour diserang Jepang dan pada 9 Desember 1941 Amerika Serikat mengumumkan perang kepada Jepang.
  11 Desember 1941 Jerman dan Italia mengumumkan perang kepada Amerika Serikat sehingga perang meletus dan meliputi seluruh dunia.

b.     Jalannya Perang Dunia II
Periode Permulaan (1939-1942)
  1 September 1939, Jerman menyerbu Polandia dan Polandia dibagi menjadi Jerman dan Rusia
  Tahun 1940, Jerman menyerbu dan menduduki Denmark, Norwegia, Belanda, Belgia, Luxemburg
  10 Juni 1940, Italia mengumumkan perang dan menyerbu Perancis
  Paris jatuh ke tangan Jerman (13 Juni 1940)
  27 September 1940, Jerman, Italia, dan Jepang bersatu dalam perjanjian Tiga negara dengan membentuk poros Roma-Berlin-Tokyo
  13 April 1941, Rusia dan Jerman mengadakan perjanjian non agresi (tidak saling menyerang)
  Tentara Jerman menyerbu Balkan sampai ke Pulau Kreta. Rumania dan Bulgaria memihak kepada Jerman. Tentara Italia dipukul mundur di Afrika bagian utara oleh Inggris. Tentara Jerman di bawah Erwin Rommel menyerbu Afrika.
  Jerman menyerbu Rusia (22 Juni 1941), Inggris menang dalam The Battle of Britain.
  Jepang menyerang Pearl Habour (7 Desember 1941) dan membuka Perang Pasifik

Turning Poin/titik balik (1942)
 Jepang kalah dalam pertempuran laut karang melawan Sekutu (Inggris dan Amerika Serikat) pada tanggal 7 Mei 1942
 Jerman dipukul mundur di el-alamein di muka Alexandria oleh Jenderal Montgomery (12 November 1942)

Periode Terakhir (1943-1945)
  Italia diserbu oleh Sekutu dan terpaksa menyerah (1 Mei 1944)
  19 November 1942, Jerman kalah di Stalingrad, Jerman keluar dari Rusia. Kemudian Rusia menyerbu ke Balkan dan Polandia. 24 Agustus 1944 Rumania menyerah kepada Rusia diikuti Bulgaria 8 September 1944. Yugoslavia dibebaskan dan Hungaria menyerah kepada Rusia tanggal 13 Februari 1945.
  6 Juni 1944, tentara Amerika Serikat dan Inggris menyerbu Normandia (Perancis). 24 Agustus 1944, Perancis berhasil direbut, Belgia dibebaskan tanggal 2 September 1944. Kemudian Amerika langsung menyerbu Jerman.
  Jerman menyerah tanggal 7 Mei 1945. Tentara Rusia menyerbu Berlin dan ketika pertempuran dalam kota, Hitler bunuh diri. Berlin jatuh ke tangan Rusia tanggal 1 Mei 1945, sedangkan tentara gabungan Amerika Serikat, inggris, dan Perancis tiba di Sungai Elbe, waktu Jerman menyerah tanggal 7 Mei 1945.
6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Nagasaki. 8 Agustus 1945 Rusia menduduki Manchuria dan Korea. Akhirnya, pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu.

c.     Akhir Perang Dunia II
Berbagai perjanjian perdamaian yang pernah diakukan di antaranya :
Konferensi Postdam (2 Agustus 1945) antara Jerman dengan Sekutu
Perjanjian perdamaian Sekutu dengan Jepang (1945 di Jepang)
Perjanjian perdamaian Sekutu dengan Italia (1945 di Paris)
Perjanjian perdamaian Sekutu dengan Austria (1945 di Austria)
Perjanjian perdamaian Sekutu dengan Hongaria, Burgaria, Rumania, Finlandia ditentukan di Paris tahun 1945
Sedangkan konferensi-konferensi yang diselenggrakan selama Perang Dunia II baik mengenai siasat Perang maupun perdamaian dunia antara lain :
·  Konferensi Atlantik (14 Agustus 1941)
·  Konferensi Casablanca (Januari 1943)
·  Konferensi Moskow (Oktober 1943)
·  Konferensi Kairo (November 1943)
·  Konferensi Teheran (Desember 1943)
·  Konferensi Yalta (Februari 1945)
·  Konferensi Postdam (2 Agustus 1945)

d.    Akibat Perang Dunia II
Sektor Politik
  Kedudukan Amerika Serikat memuncak setinggi-tingginya
  Rusia menjadi kekuatan baru dan kemudian menjadi saingan berat bagi Amerika Serikat
  Terjadinya perebutan Hegemoni antara Rusia dengan Amerika Serikat di dunia
  Muncul Nasionalisme di Asia dan menentang imperialisme negara-negara barat (Eropa)
  Politik mencari kawan (politik Aliansi)
  Balance of Power Policy mengakibatkan politik aliansi yang berdasarkan atas kemauan bersama (Collective Security) sehingga timbul North Atlantic Treaty Organization (NATO), Middle Eastern Treaty Organization (METO), South East Asian Treaty Organization (SEATO)
  Munculnya politik pemecah belah terhadap negara-negara seperti Jerman, Austria, Wina, Trieste, Korea, Indo-China.
Sektor Ekonomi
Amerika Serikat muncul sebagai negara kreditor bagi seluruh dunia di antaranya melalui Truman Doctrine (1947), Marshall Plan (1947), Four Point Truman, Colombo Plan.
Sektor Sosial
Membentuk United Nation Relief and Rehabilitation Administration (UNRRA) yang membantu masyarakat dalam bentuk :
 Memberikan makan orang-orang yang terlantar
 Mengurus pengungsi-pengungsidan mempersatukan para nggota keluarga yang terpisah akibat perang
 Mendirikan rumah sakit dan balai pengobatan
 Mengerjakan kembali tanah-tanah yang telah rusak.